Ternate – Harga komoditas tomat di Kota Ternate melonjak tajam hingga menembus angka Rp38 ribu perkilogram. Kondisi ini pun menuai sorotan akademisi Universitas Khairun (Unkhair), Ternate, Nurdin T. Hayat.
Ia menilai, kenaikan harga rata-rata komoditas di Kota Ternate memang tidak bisa dihindari. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pasokan komoditas lokal karena keterbatasan lahan pertanian.
“Luas wilayah Kota Ternate yang kecil menyulitkan untuk menanam sayur mayur dan barito (bawang, rica, tomat) dalam skala besar. Akibatnya, kebutuhan harus dipenuhi dari luar, seperti Manado dan daerah sekitarnya,” ucap Nurdin.
Selain itu, penyebab lain menurut dia. Pasokan tomat lokal yang dikuasai perusahaan pertambangan di Maluku Utara, menjadi menjadi penyebab harga tomat di pasaran tak terkendali.
“Masuknya industri pertambangan berdampak besar pada pasokan. Banyak pemasok memilih menyalurkan komoditas seperti barito dan ikan ke wilayah pertambangan karena permintaannya tinggi,” ujarnya.
Menurut Nurdin, fenomena ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, baik kota maupun provinsi. Ia menyarankan kerja sama antarwilayah untuk pengembangan sektor pertanian, terutama barito dan sayur mayur perlu diperkuat.
“Pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian luas. Agar dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kota Ternate,” ucapnya, mengakhiri.
Sumber: RRI Ternate
Komentar