Ambon, HarianMalut – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyiapkan anggaran dari Dana Desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan sebesar 20 persen.
“Program ketahanan pangan dari Dana Desa sebesar 20 persen dialokasikan dari pagu,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Masyarakat Desa (DP3AMD) Kota Ambon, Meggy Lekatompessy, di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan, kegiatan ketahanan pangan di setiap desa dan negeri di Ambon akan digunakan untuk usaha pertanian, peternakan dan perikanan.
Setiap desa dan negeri tentu berbeda usaha ketahanan pangan, contoh untuk wilayah pesisir diperuntukkan untuk budidaya ikan, sementara wilayah pegunungan untuk tanaman sayur dan buah-buahan.
“Kami mengimbau setiap desa dan negeri untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman yang dapat dijadikan pangan, atau lahan untuk beternak atau budidaya ikan,” katanya.
Kota Ambon, Provinsi Maluku menerima Dana Desa sebesar Rp33,81 miliar pada tahun 2025 untuk 30 desa dan negeri.
“Tahun ini Kota Ambon menerima alokasi sebesar Rp33,81 miliar atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2024 yang sebesar Rp32.25 miliar,” katanya.
Ia menyatakan, besaran Dana Desa untuk setiap desa dan negeri berbeda-beda, disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah.
Dari 30 desa dan negeri setidaknya ada sejumlah desa yang menerima dana yang lebih besar dibandingkan desa lainnya, yakni Batu Merah dan Passo. Negeri Batu Merah di Kecamatan Sirimau mendapatkan pagu Dana Desa terbesar yakni Rp3,74 miliar, dan Negeri Passo di Kecamatan Baguala sebesar Rp1,77 miliar.
Sementara itu, alokasi dana terkecil diterima oleh Negeri Naku di Kecamatan Leitimur Selatan dengan jumlah Rp641,3 juta.
Pengalokasian dana desa sesuai Permendes PDTT Nomor 108 Tahun 2024 tentang pengalokasian dana desa setiap desa, penggunaan dan penyaluran dana desa tahun anggaran 2025.
Besaran dana desa yang diterima nagari sesuai dengan jumlah penduduk, luas wilayah, tingkat kemiskinan dan kesulitan geografis.
“Ini sesuai aturan yang ada berupa jumlah penduduk, luas wilayah, kesulitan geografis, kemiskinan dan lainnya,” katanya. (ANT/SALIM)