Jakarta, HarianMalut – Pembajakan laut dilaporkan meningkat secara signifikan di seluruh dunia pada awal tahun 2025. Biro Maritim Internasional (IMB) mencatat 45 kasus pembajakan dan perampokan bersenjata terhadap kapal dari Januari hingga Maret 2025.
Mengutip dari Deutsche Welle, Rabu (16/4/2025), angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024. Angka tersebut meningkat sebanyak 35 persen dari tahun 2024 yang mencatat 33 insiden.
Wilayah Selat Singapura, yang terletak di antara Singapura dan Indonesia menjadi salah satu titik paling rawan pembajakan. Dari total insiden global, 27 kasus terjadi di perairan Selat Singapura.
Menurut laporan IMB, 92 persen kapal yang diserang berhasil dinaiki perompak, termasuk kapal curah dan kapal tanker besar. Dari 45 kasus, 37 kapal berhasil dinaiki, empat kapal dibajak penuh, dan empat lainnya mengalami percobaan pembajakan.
Ancaman terhadap keselamatan awak kapal uga meningkat, dengan 37 awak kapal disandera, 13 diculik, dua diancam, dan satu terluka. Penggunaan senjata api dalam aksi pembajakan juga meningkat.
Di Selat Singapura, senjata api digunakan dalam 14 kasus. Namun, laporan IMB tidak memberikan penjelasan pasti mengenai penyebab lonjakan pembajakan di Selat SIngapura.
Direktur IMB, Michael Howlett menyampaikan keprihatinannya terhadap peningkatan ancaman di Selat Singapura. Ia menegaskan bahwa keselamatan pelaut harus menjadi prioritas utama.
Howlett juga mengatakan penting untuk mengambil langkah-langkah tegas guna menjaga keamanan jalur perdagangan vital tersebut. ” Menjamin keamanan jalur vital ini sangat penting, dan semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk menjaga keselamatan awak kapal,” ujarnya.
KBRN
Komentar