HarianMalut, Makkah – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi mengatakan, sudah melakukan mitigasi terhadap penerapan layanan berbasis syarikah. Salah satunya terkait peluang terpisahnya keluarga dari kelompok terbang (kloter)
Diketahui, pemerintah Arab Saudi tengah menerapkan sistem pelayanan berbasis syarikah untuk penyelenggaran haji 1446 Hijriah ini. Dampaknya adalah jemaah satu kelompok terbang (Kloter) bisa terpisah, baik istri dengan suaminya, ataupun ibu dengan anaknya.
“Yang dikhawatirkan adalah ketika yang terpisah itu adalah suami dengan istri, atau anak dengan orang tua. Ini sudah kita analisis sejak awal dan disampaikan ke Kementerian Haji dan para syarikat pada rapat 7 Mei lalu,” Muchlis dalam konferensi pers di daerah kerja Makkah, Arab Saudi, Senin (12/5/2025).
Peluang biasanya terjadi saat keberangkatan Madinah menuju Makkah pada gelombang pertama. “Kalau yang terpisah itu suami dengan istri, akan diupayakan untuk kembali digabungkan saat di Makkah, termasuk lansia dengan pendampingnya,” kata Muchlis.
Menurutnya, pemisahan ini terjadi karena sistem baru mewajibkan jemaah dikelompokkan berdasarkan syarikah. Berdasarkan kloter yang dibentuk di Indonesia.
Dampaknya, jemaah dalam satu keluarga bisa ditempatkan di hotel berbeda. Bahkan diangkut oleh bus berbeda.
KBRN
Komentar