HarianMalut, Madinah – Hanafi Bakar Ali (88) harus bertahan selama 30 jam di dinginnya bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMMA), Madinah. Hal itu, lantaran paspor sang kakek tertinggal di Indonesia.
Ia tak lolos imigrasi Bandara sejak pesawat Garuda yang membawa rombongan jemaah Haji Embarkasi Lombok (LOP 5) ini mendarat. Ia mendarat pada Rabu 7 Mei 2025 Pukul 08.00 Waktu Arab Saudi.
Hanafi, berasal dari Desa Muwi Dalam, Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, NTB ini kebingungan sendiri di terminal kedatangan. Petugas haji Daerah Kerja Bandara mendapat info ada jemaah telantar dari crew salah satu maskapai.
Perwakilan petugas haji kemudian diminta menghampiri sang kakek dan melakukan klarifikasi. Setelah ditelusuri, paspor sang Kakek tertinggal di bus saat perjalanan dari Embarkasi ke bandara di Lombok.
Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Abul Basir kemudian meminta agar paspor sang Kakek Hanafi dititipkan. Khsuusnya kepada petugas kloter akan datang pada Kamis (8/5/2025).
Dengan demikian hampir 30 jam sang kakek tertahan di bandara. Petugas haji juga tidak bisa menemani secara terus menerus karena masih diluar batas imigrasi.
Meskipun sendirian melewati dinginya bandara AMMA Madinah, sang kakek tampak bersemangat dan tidak mengeluh. Kendala lainnya yang dihadapi adalah penyakit dimensia dan kendala bahasa.
Kakek Hanafi terkadang sulit diajak bicara dengan bahasa Indonesia. Selama di terminal kedatangan bandara, Hanafi Bakar mengaku diperlakukan dengan baik. “Alhamdulillah saya baik-baik saja,” kata Hanafi.
KBRN
Komentar