Bertahan Diarus Pusaran Ekonomi, Masyarakat Dodinga Harus Mampu Bersaing Diera Digitalisasi

Sosok535 Dilihat

HarianMalut – Desa dodinga, adalah sebuah desa yang tenang yang berada di sebuah Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Desa ini, banyak sekali menyimpan cerita tersendiri tentang bagaimana masyarakatnya bertahan di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi digitalisasi.

Di saat ini kota-kota besar sudah menikmati layanan digitalisasi yang serba cepat, masyarakat Dodinga masih banyak berjuang dengan cara mengakses internet yang terbatas dan minimnya literasi digital.

Mayoritas penduduk di Desa Dodinga menggantungkan hidup sehari-hari dari sektor pertanian, perikanan, dan hasil kebun seperti cengkeh dan pala. Namun, dalam era digital saat ini, tantangan besar muncul. Harga hasil tani dan nelayan sering tidak stabil karena kurangnya informasi pasar. Para petani dan nelayan tidak memiliki akses langsung untuk menjual hasil mereka secara online atau menjangkau pasar yang lebih luas.

Generasi muda Dodingan perlahan mulai mengenal dunia digital, namun keterbatasan sarana seperti jaringan internet, perangkat digital dan pelatihannya membuat mereka sulit bersaing dengan pemuda di kota-kota besar.

Beberapa anak muda mencoba memanfaatkan media sosial untuk menjual produk kerajinan atau hasil kebun, tapi halnya sedikit yang berhasil karena kurangnya dukungan dan pelatihan.

Pemerintah desa sebenarnya sudah mulai mendorong penggunaan teknologi dalam administrasi dan pelaporan, namun transformasi ini masih lambat karena masih banyak warga yang belum melek soal digital tersebut.

Selain itu, rendahnya pendapatan masyarakat membuat pembelian gadged atau perangkat pendukung menjadi beban tersendiri. Namun di tengah tantangan seperti ini, tentu ada harapan.

Beberapa kelompok pemuda mulai mengadakan pelatihan kecil-kecilan tentang pemasaran online, mengajari warga cara menggunakan smartphone, dan membuka diskusi tentang potensi digital. Meskipun masih terbatas, inisiatif ini menjadi titik awal kebangkitan ekonomi digital desa.

Masyarakat dodinga berada dalam masa transisi yang tidak mudah. Tantangan globalisasi dan tren digital memaksa mereka untuk berubah, tetapi keterbatasan infastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), dan akses membuat proses ini berjalan lambat.

Harus diperlukan dukungan nyata dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan swasta untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan alat agar mereka bisa bersaing dan tumbuh dalam dunia yang semakin digital.

Oleh Penulis: Nurni Abdullah, Mahasiswi Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bumi Hijrah, Kota Tidore Kepulauan

Komentar