HarianMalut, Ternate – Bank Indonesia Maluku Utara menyebut akses pembiayaan menjadi salah satu tantangan yang diperoleh pelaku UMKM di Maluku Utara. “Tantangan UMKM di Maluku Utara yang selalu menjadi pembicaraan hangat adalah terkait dengan akses pembiayaan, misalnya kredit dari perbankan,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, Jumat (23/5/2025).
Ini dapat dilihat dari persentase UMKM di Maluku Utara terhadap akses pembiayaan kredit pada perbankan. Dari data yang diolah BI terdapat 69,5 persen UMKM tidak memiliki kredit bank, dan 30,5 persen mempunyai kredit bank.
Kata Dwi, ada berbagai macam alasan tak memiliki kredit di bank yang dituturkan para pelaku usaha. Satu di antaranya adalah UMKM mengaku tidak membutuhkan pembiayaan, yang persentase mencapai 38 persen.
Alasan selanjutnya membuat pelaku usaha enggan mengambil kredit di bank karena bunga yang tinggi. Alasan bunga tinggi ini memiliki persentase sebesar 31,37 persen.
Selain itu terdapat 23,73 persen UMKM yang mengaku pengajuan kredit usaha di perbankan memiliki prosedur yang sulit. Serta 12,40 persen pelaku usaha masuk dalam kategori tidak memenuhi syarat sehingga pembiayaan kreditnya tak bisa diverifikasi perbankan.
“Alasan UMKM tidak punya kredit karena tidak butuh. Selain itu mereka mengaku butuh tapi bunganya tinggi, prosedur sulit mendapatkan kredit dan tidak memenuhi syarat kredit,” kata Dwi, menjelaskan.
Sementara itu, dari sisi perbankan dengan akses pembiayaan kepada UMKM, pun terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi. Tantangan yang paling menonjol adalah perihal keterbatasan informasi data perbankan terhadap aksesnya kepada UMKM.
“Keterbatasan informasi data UMKM yang membutuhkan pembiayaan dan keterbatasan SDM dan infrastruktur perbankan untuk melayani UMKM,” ucap Dwi.
KBRN












Komentar