Tiba di Jeddah, Menag Minta Jemaah Fokus pada Puncak Ibadah Haji

HarianMalut, Jeddah – Menteri Agama Nasaruddin Umar, tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Kamis (29/5/2025) malam. Kedatangannya disambut Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdulaziz, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief, Konjen RI Jeddah Yusron B. Ambary, serta jajaran PPIH Arab Saudi.

Setibanya di Jeddah, Menag langsung mengingatkan jemaah haji Indonesia agar fokus mempersiapkan diri menyambut puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Utamanya saat wukuf di Arafah.

“Kita selalu wanti-wanti, seluruh jemaah haji kali ini fokusnya kepada pelaksanaan haji. Jangan sampai kita mengejar sunah tapi gagal mendapatkan yang wajib,” kata Menag yang juga Amirul Haj Indonesia Tahun 1446 H/2025 M.

Menurutnya, keberhasilan ibadah haji sangat ditentukan oleh kesiapan jemaah. Baik dari sisi pengetahuan maupun kondisi fisik.

Ada dua pesan penting yang disampaikan Amirul Haj dalam kesempatan ini:

1. Pahami Syarat dan Rukun Haji dengan Baik

Menag menekankan, pentingnya pemahaman yang benar terkait syarat dan rukun haji. Menurutnya, pelayanan jemaah tidak hanya menyangkut logistik seperti konsumsi, transportasi, dan akomodasi, tetapi juga pembinaan ibadah yang mendalam.

“Boleh jadi makanan, hotel, dan kendaraan kita siapkan dengan baik. Tapi kalau rukunnya tidak dikerjakan atau syarat hajinya tidak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tidak sah,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya memperkuat layanan pembinaan ibadah melalui musytasyar dinni (konsultan ibadah), petugas kloter, serta para pembimbing dari KBIH. Pendekatan ini dilakukan mulai dari tingkat bawah hingga atas, agar tidak ada jemaah yang gagal haji karena ketidaktahuan.

Menurutnya, kehadiran Amirulhaj membawa misi penting untuk memastikan seluruh layanan jemaah haji Indonesia berjalan optimal. Termasuk aspek pelayanan dan pembinaan ibadah.

“Sebelum berangkat, kami sudah lakukan pertemuan internal, briefing kepada anggota Amirulhaj. Kami tegaskan bahwa pelayanan jemaah bukan hanya logistik dan fasilitas, tapi juga pemahaman mendalam tentang rukun dan syarat ibadah,” katanya.

Kemenag melibatkan sekitar 20 ulama dan pakar keagamaan yang tergabung dalam mustasyar diny. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh jemaah mendapatkan pelayanan ibadah yang optimal.

“Mustasyar diny ini sudah datang sebelum Amirulhaj tiba. Kehadiran mereka sangat efektif dalam membimbing ibadah jemaah,” katanya, menekankan.

2. Jaga Kesehatan, Jangan Paksa Diri

Menag juga menyoroti pentingnya menjaga kesehatan menjelang wukuf di Arafah. Ia mengingatkan,agar jemaah tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah, seperti arbain di Madinah.

“Jangan sampai karena mengejar sunah, jemaah justru kelelahan dan tidak sanggup menjalani wukuf di Arafah. Kita harus utamakan yang wajib,” ujarnya.

Ia meminta, para petugas agar membantu jemaah membuat prioritas ibadah dengan bijak. Sekaligus memastikan jemaah mendapatkan informasi dan arahan yang tepat.

Koordinasi antar petugas dan pimpinan kloter terus diperkuat. Laporan perkembangan lapangan juga rutin disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, Presiden mengapresiasi kerja keras semua pihak dalam penyelenggaraan haji. “Bapak Presiden mengapresiasi kita semua atas kerja sama yang sangat baik, mulai dari jajaran Kementerian Agama, BPH, maupun seluruh petugas di lapangan,” kata Menag.

Mengakhiri keterangannya, Menag mengajak seluruh jemaah dan petugas untuk tidak lupa mendoakan bangsa dan negara. “Semoga semua jemaah menjadi haji yang makbul dan mabrur. Para petugas bisa menjalankan amanah dengan baik,” kata Menag.

“Jangan lupa juga mendoakan bangsa Indonesia. Kita doakan Presiden kita Bapak Prabowo bersama aparat-aparat Indonesia, pelayan masyarakat agar bisa memberikan pelayanan terbaik,” ucapnya.

KBRN

Komentar