Teheran – Seorang senator Pakistan mengecam ancaman AS dan Israel untuk menargetkan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, dan mengatakan hal itu akan memicu respons dari semua negara Muslim, termasuk Pakistan.
Allama Raja Nasir Abbas Jafari, anggota Senat Pakistan, pada Senin (30/6/2025) menggambarkan Ayatollah Khamenei sebagai pemimpin agama dan Marja (otoritas agama), yang juga seorang pemimpin politik.
Otoritas agama mengeluarkan fatwa (ketetapan agama) yang mengatakan siapa pun yang mengancam Pemimpin adalah musuh Tuhan, yang hukumannya adalah kematian dalam Islam, katanya.
Antara tanggal 13 dan 24 Juni, Israel melancarkan agresi yang terang-terangan dan tidak beralasan terhadap Iran, membunuh banyak komandan militer berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil biasa.
Pada tanggal 22 Juni, Amerika Serikat juga ikut-ikutan dan mengebom tiga lokasi nuklir Iran yang merupakan pelanggaran berat terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hukum internasional, dan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
Selama perang 12 hari, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Ayatollah Khamenei adalah “target yang mudah.”
Benjamin Netanyahu dari Israel juga mengoceh bahwa pembunuhan Ayatollah Khamenei akan “mengakhiri” perang.
Senator Pakistan mengatakan Trump dan Netanyahu harus tahu bahwa jika serangan dilakukan, itu bukan hanya serangan terhadap Iran, dan semua Muslim di dunia akan menanggapinya.
“Kami juga akan menanggapi di Pakistan; jika tindakan seperti itu dilakukan, tidak akan ada warga Amerika yang tinggal di Pakistan. Kami tidak akan tinggal diam jika mereka (Trump dan Netanyahu) tidak mematuhi hukum apa pun,” imbuhnya.

Pada Minggu (29/6/2025), ulama senior Iran Ayatollah Besar Nasser Makarem Shirazi dan Ayatollah Besar Hossein Nouri-Hamedani mengeluarkan dekrit agama yang menentang segala serangan atau ancaman terhadap Ayatollah Khamenei.
Mereka mengatakan bahwa setiap orang atau rezim yang mengancam atau menyerang pimpinan dan otoritas keagamaan untuk menyakiti Umat Islam dan kedaulatannya, maka akan dikenakan hukum konfrontasi.
Para Ulama senior Iran mengatakan bahwa serangan atau ancaman apa pun terhadap kepemimpinan dan otoritas keagamaan sama saja dengan kejahatan perang.
Penyangkalan apa pun terhadap hal ini atau dukungan apa pun terhadap tindakan tersebut oleh umat Islam atau pemerintah Islam dilarang, tambahnya.
“Seluruh umat Islam di seluruh dunia harus membuat musuh-musuh ini menyesali ucapan dan kesalahan mereka. Jika mereka mengalami kesulitan atau kerugian, maka mereka akan mendapatkan pahala seperti pahala seorang pejuang di jalan Allah, Insya Allah,” ungkapnya.
“Semoga Allah melindungi masyarakat Islam dari kejahatan musuh,” katanya.
Ayatollah Noori-Hamedani mengatakan bahwa penghinaan terhadap posisi otoritas Syiah dan pribadi Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei dianggap sebagai penghinaan terhadap prinsip-prinsip Islam.
“Hari ini, Yang Mulia memimpin umat Islam dengan segenap kekuatan dan keberaniannya. Tidak diragukan lagi bahwa mendukungnya adalah wajib, dan melemahkannya adalah terlarang, terutama dalam situasi seperti ini ketika semua musuh Islam, Al-Quran, dan Ahlul Bait (saw) telah bersatu,” ungkapnya.
“Setiap serangan atau ancaman terhadapnya dan otoritas Syiah, baik oleh individu maupun negara, dianggap sebagai tindakan permusuhan. Siapa pun yang membantu kejahatan ini dianggap sama-sama bertanggung jawab,” katanya.
Sumber: Presstv


 
																						









Komentar