Palestina – Gerakan perlawanan Palestina atau yang disebut Hamas memperingatkan bahwa akibat perang genosida rezim Israel dan kelanjutan blokade, anak-anak Gaza menjadi rentan terhadap penyakit wabah meningitis.
Gerakan perlawanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/7/2025) bahwa kasus meningitis di daerah kantong tersebut, terutama di kalangan anak-anak, meningkat secara eksponensial.
“Meningkatnya penyebaran meningitis di kalangan anak-anak menandakan bencana yang mengancam dan bahaya baru yang mengancam anak-anak Gaza,” kata pernyataan itu.
“Wabah ini terjadi di tengah runtuhnya sistem kesehatan, kelaparan yang semakin parah, kekurangan gizi yang meluas, dan kekurangan susu formula bayi yang parah akibat blokade dan serangan Israel,” tambahnya.
Kelompok tersebut mengimbau masyarakat internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk campur tangan dan menyelamatkan anak-anak Gaza dari bencana kemanusiaan yang akan segera terjadi.
Dalam pernyataan serupa pada hari Selasa, Dr. Ragheb Wersh Agha, kepala Departemen Pediatri di rumah sakit anak Al-Nasr dan Al-Rantisi, mengatakan fasilitas tersebut menyaksikan peningkatan harian dalam kasus meningitis, khususnya di kalangan anak-anak terlantar yang tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak tanpa akses ke kebersihan dasar atau air bersih.
Ia memperingatkan bahwa kepadatan yang parah akan meningkatkan risiko wabah penyakit menular, sementara fasilitas medis menderita kekurangan antibiotik, pasokan penting, dan peralatan pelindung.
Ia meminta organisasi kemanusiaan internasional untuk segera bertindak dengan menyediakan air bersih dan peralatan medis yang sangat dibutuhkan.
Sementara itu, dokter di seluruh Gaza memperingatkan bahwa situasi anak-anak bisa menjadi jauh lebih buruk dan ribuan dari mereka bisa meninggal karena kekurangan gizi dalam beberapa hari.
Menurut sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), seluruh penduduk Gaza menderita kelaparan tingkat 4 dan para ibu tidak mampu menyusui, sementara karena blokade Israel, daerah kantong itu kehabisan susu formula bayi. Akibatnya, sebagian besar bayi menderita kekurangan gizi parah dan hampir meninggal.
Sejak 7 Oktober 2023, ketika rezim Israel memulai kampanye genosida di Gaza, telah menewaskan sedikitnya 56.531 warga Palestina dan melukai 133.642, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Sumber: Presstv












Komentar