MSF: Lebih dari 40.000 Warga Palestina Masih Terusir Secara Paksa di Tepi Barat

Jalur Gaza – Puluhan ribu orang di Tepi Barat yang diduduki masih mengungsi beberapa bulan setelah rezim Israel melancarkan serangan di wilayah Palestina awal tahun ini.

Laporan media pada Kamis (3/7/2025) mengutip Dokter Lintas Batas (MSF) yang mengatakan bahwa 40.000 warga Palestina di Tepi Barat tetap mengungsi secara paksa lima bulan setelah peluncuran serangan Israel di bawah nama sandi militer Operasi Tembok Besi.

MSF melaporkan bahwa serangan militer berskala besar oleh pasukan Israel yang secara brutal menyerbu kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat utara telah menyebabkan kerusakan yang meluas, termasuk pembongkaran, di tiga kamp pengungsi utama, Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams.

“Setelah lima bulan, operasi militer terus berlanjut,” kata koordinator proyek MSF di Jenin dan Tulkarm, Simona Onidi, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

“Kamp-kamp tersebut masih ditutup, dengan tentara Israel secara aktif mencegah siapa pun masuk. Keluarga-keluarga masih dalam ketidakpastian, dan kami khawatir kebutuhan kemanusiaan akan terus meningkat,” menurut koordinator MSF. 

Onidi menyuarakan keprihatinannya mengenai kondisi menyedihkan warga Palestina yang masih terputus dari rumah mereka dan hanya memiliki akses sangat terbatas terhadap layanan dasar dan perawatan kesehatan.

Penggerebekan itu terjadi saat otoritas Israel juga mendesak aneksasi segera Tepi Barat.

Pada pertemuan hari Rabu, menteri Israel Yariv Levin, bersama para pemimpin pemukim, menuntut perluasan permukiman.

“Waktunya kedaulatan telah tiba, saatnya menerapkan kedaulatan. Posisi saya dalam masalah ini tegas, jelas,” kata menteri tersebut.

“Saya pikir periode ini, di luar isu-isu terkini, adalah masa kesempatan bersejarah yang tidak boleh kita lewatkan.”

Empat belas menteri dari Partai Likud Netanyahu mendesak perdana menteri pada Rabu malam untuk segera mencaplok Tepi Barat yang diduduki.

Dalam surat yang ditujukan kepada Netanyahu dan dibagikan oleh Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich di X, para penandatangan menyerukan rezim tersebut “untuk menerapkan kedaulatan atas Yudea dan Samaria (Tepi Barat) sebelum berakhirnya sesi musim panas Knesset,” yang berakhir pada tanggal 27 Juli.

Para menteri berpendapat bahwa “kemitraan strategis dan dukungan dari AS dan Presiden Donald Trump saat ini menciptakan waktu yang tepat untuk memimpin langkah ini (aneksasi) sekarang.”

Diperkirakan 770.000 pemukim ilegal Israel tinggal di Tepi Barat.

Sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023, setidaknya 988 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 terluka di Tepi Barat oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Mahkamah Internasional (ICJ) Juli lalu menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina sebagai ilegal dan menyerukan evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan al-Quds Timur.

Selain itu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan menteri urusan militernya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sumber: Presstv

Komentar