HarianMalut, Ternate – Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara terus mendorong usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melakukan kegiatan ekspor dan go digital. Dorongan dimaksud agar UMKM di Maluku Utara bisa maju dan terus mengalami pertumbuhan dari sisi skala usahanya.
“UMKM kita itu, kalau ingin tumbuh dan berkembang, target dan pola pikirnya harus bisa ekspor dulu,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, Senin (2/6/2025). “Kenapa Bank Indonesia mengharapkan UMKM go ekspor?, karena akan memberikan kontribusi devisa bagi negara,”
Untuk UMKM yang ingin melakukan ekspor, ada beberapa syarat utama yang perlu dipenuhi. Di antaranya memiliki legalitas usaha (NIB, NPWP, SIUP/izin usaha lainnya), memiliki Nomor Identitas Kepabeanan (NIK).
Serta menyiapkan dokumen-dokumen ekspor seperti invoice, packing list, dan pemberitahuan ekspor barang. “Untuk bisa ekspor, kemasan produknya harus memenuhi standar dan bagaimana teknik marketingnya,” kata Dwi.
Namun demikian, pelaku usaha memerlukan biaya yang cukup untuk keberlangsungan usaha, terlebih hingga bisa mengekspor produknya. Terkait dengan pembiayaan ini, UMKM memerlukan akses penyaluran kredit dari perbankan.
Hingga April 2025, penyaluran kredit di Maluku Utara sebesar Rp16,04 triliun atau tumbuh sebesar 6,2 persen secara tahunan (year on year). Sementara kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tercatat sebesar Rp3,42 triliun atau 22 persen dari total kredit.
“Dibandingkan dengan April tahun 2024, pertumbuhan kredit tahun ini tumbuhnya lumayan yaitu 6,2 persen. Tapi UMKM-nya justru malah minus, atau kredit UMKM mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,22 persen secara tahunan (year on year),” ujarnya.
Lanjut dia, dari total pertumbuhan kredit Rp16,04 triliun per April 2025 tersebut menyasar pada beberapa skala usaha. Antara lain, skala usaha Kredit Usaha Rakyat (KUR), UMKM, dan Usaha Besar.
“KUR tersalurkan sebesar Rp0,9 triliun atau 6 persen dari total kredit, UMKM Rp3,48 trilun atau 22 persen. Serta Usaha Besar Rp12,5 triliun atau persentasenya penyaluranya mencapai 78 persen dari total kredit,” kata Dwi, mengakhiri.
KBRN
Komentar