BNPB Ingatkan Waspada Hujan Lebat dan Banjir di Bulan Suci Ramadhan

Nasional, Ramadhan15 Dilihat
banner 250250

Jakarta, HarianMalut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah wilayah di Indonesia mengalami banjir dalam beberapa hari terakhir. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan hujan dengan intensitas tinggi menjadi faktor utama penyebab banjir di berbagai daerah pada bulan Ramadan.

“Banjir yang terjadi di beberapa wilayah ini dipicu oleh hujan deras dan meluapnya sungai. Kami mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang berada di daerah rawan banjir,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (28/02/2025).

Banjir pertama kali dilaporkan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, pada Kamis 27 Februari 2025. Hujan deras di wilayah hulu menyebabkan debit air meningkat, merendam permukiman warga di Kecamatan Sembilan Koto dan Kecamatan Pulau Punjung.

“Sedikitnya 40 kepala keluarga terdampak. Ini dengan tiga kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.

Kemudian, luapan sungai akibat hujan deras menyebabkan banjir di Desa Pakansari, Cibinong, serta Desa Situsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Kejadian yang terjadi pukul 16.00 WIB, Kamis, 27 Februari 2025 ini berdampak pada 490 kepala keluarga atau sekitar 1.700 jiwa, dengan 11 jiwa di antaranya mengungsi.

Banjir juga melanda Kabupaten Kampar, Riau, akibat meluapnya Sungai Sukaramai pada hari yang sama. Sebanyak 1.391 kepala keluarga atau 5.306 jiwa terdampak, dengan 1.382 unit rumah, dua masjid, dua pasar, dan satu fasilitas pendidikan ikut terendam.

Lalu, banjir akibat luapan sungai merendam 836 rumah di sembilan desa di Kecamatan Gedong Tataan dan Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Ketinggian air mencapai 30 hingga 100 cm, menyebabkan warga mengalami kendala dalam aktivitas sehari-hari.

Banjir melanda daerah Sampoiniet dan Indra Jaya, Aceh Jaya, Aceh, pada Rabu, 26 Februari 2025. Sebanyak 95 kepala keluarga atau 352 jiwa terdampak, dengan 95 unit rumah terendam.

Sementara itu, banjir di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang sempat melanda Kecamatan Belo, Kecamatan Palibelo, dan Kecamatan Woha, kini telah surut. Sebanyak 331 rumah terdampak dan kini dalam tahap pembersihan sisa material banjir.

Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, banjir terjadi di Desa Salindu, Kecamatan Pamona Tenggara. Sebanyak 45 rumah terdampak, namun kondisi saat ini telah berangsur normal.

“Kami mengimbau masyarakat di daerah rawan banjir untuk lebih memperhatikan kebersihan saluran air dan drainase. Pembersihan dan pengerukan sungai yang dangkal perlu rutin dilakukan agar debit air tidak meluap ke permukiman,” ucapnya.

BNPB juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan agar aliran air tidak tersumbat. “Kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana banjir. Jangan tunggu sampai kondisi darurat, lakukan mitigasi sejak dini,” katanya.

Ia memastikan BPBD di berbagai wilayah terus melakukan upaya penanganan, termasuk pendataan, evakuasi warga terdampak, serta pembersihan sisa material banjir. Masyarakat diimbau tetap memantau informasi resmi terkait perkembangan cuaca dan bencana melalui BNPB dan BPBD setempat.  (KBRN/AAD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *