HarianMalut, Ternate – Pelayanan air bersih yang menjadi program Pemerintah Kota Ternate dinilai belum maksimal dilaksanakan, karena di 100 hari program kerja Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dan Wakil Wali Kota Ternate Nasri Abubakar belum juga terlihat perubahan yang signifikan.
Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif menanggapi program 100 kerja Tauhid-Nasri.
Nurlaela mengatakan, pemerintah Kota Ternate sudah harus mengikhtiarkan terhadap krisis air bersih pada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, karena pelanggan air bersih di Kota Ternate ini semakin bertambat dan saat ini jumlahnya sudah mencapai 5.300 lebih pelanggan.
“Kita tidak tahu ketersediaan air belum ada survei yang otentik terkait dengan seberapa jauh ketersediaan sumber air tanah di Kota Ternate dari kurang lebih 20 sumur bor yang ada di Kota Ternate,” ucap Nella sapaanya pada Senin (9/6/2025).
Maka itu, menurut Nella, yang terpenting adalah Pemerintah Kota harus optimal dari aspek perubahan iklim ketersediaan sumber air tanah dan sumur resapan harus dioptimalkan, jangan lagi betonisasi semua wilayah – wilayah resapan.
“Yang terpenting adalah di beberapa daerah yang belum menerima hak-hak terhadap air bersih ini harus dioptimalkan seperti Hiri dan beberapa Kelurahan yang ada di Kota Ternate,” ujarnya.
Untuk itu dirinya berharap, ketersediaan sumber air di Kota Ternate bisa fokus terhadap ketersediaan sumber air berasal dari dalam tanah, karena belum ada inovasi lain seperti air hujan.
KBRN












Komentar