HarianMalut, Ternate – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Kota Ternate per April 2025 mengalami kenaikan pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 121,05, jika dibandingkan per April 2024 sebesar 113,19.
Kenaikan inflasi itu mendapat sorotan dari Wakil Ketua II DPRD kota Ternate, Jamian Kolengsusu, yang menyatakan bahwa, tingginya konsumsi masyarakat terhadap ketiga produk tersebut menjadi pemicu utama inflasi.
“Kota Ternate sebagai daerah dengan tingkat konsumsi makanan minuman dan tembakau yang sangat tinggi, karena produk itu adalah konsumsi utama masyarakat dan ini yang paling berpengaruh terhadap inflasi,” ucapnya.
Jamian menilai, data yang dirilis BPS mencerminkan realitas sosial masyarakat Ternate yang kerap merayakan berbagai momen dengan konsumsi besar.
“Acara-acara seperti keberangkatan haji, wisuda hingga pesta pernikahan sering kali menimbulkan euphoria yang berdampak pada lonjakan konsumsi terutama di sektor makanan dan tembakau,” katnya.
Selain itu, lanjut Jamian, tingginya konsumsi rokok dikalangan masyarakat. Maka dirinya menganalilsis sekitar 90% laki-laki di kota Ternate adalah perokok dan sebagian kecil perempuan juga merokok.
“Meskipun bangga dengan tingginya daya beli masyarakat, namun sangat disayangkan tingginya konsumsi belum memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD),” ujarnya.
Menurut Jamian, meskipun tiingkat konsumsi tinggi namun PAD kota Ternate masih kecil dan hal ini yang menjadi persoalan yang seharusnya daerah dengan konsumsi tinggi memiliki PAD yang besar.
“Saya mendorong Pemkot Ternate dapat melakukan kajian ulang untuk mengevaluasi korelasi antara konsumsi masyarakat dan kontribusi terhadap PAD,” ucapnya berharap.
Jamian menambahkan, perlu ada evaluasi dan intervensi dari pemerintah jika konsumsi tinggi, karena itu bisa dimaksimalkan untuk mendorong pendapatan daerah.
“Saya mengimbau agar DPRD dan Pemkot lebih pro aktif dalam mensosialisasikan faktor-faktor penyebab inflasi kepada masyarakat. Karena masyarakat juga perlu tahu apa yang memicu inflasi, sehingga bisa lebih bijak dalam mengkonsumsi,” katanya mengakhiri.
KBRN












Komentar