Dua Sekolah Rakyat Tahun ini Siap Beroperasi di Maluku Utara

HarianMalut, Ternate – Gagasan Presiden RI, Prabowo Subianto, yang dilontarkan awal Januari 2025 tentang pendirian “Sekolah Rakyat” sebagai solusi pendidikan gratis bagi warga kurang mampu kini resmi memasuki babak baru di Provinsi Maluku Utara. Dua sekolah telah disiapkan untuk segera beroperasi, di Kota Ternate dan Sofifi.

Kepala Sentra Wasana Bahagia Ternate, Osep Mulyani menjelaskan, Sekolah Rakyat merupakan bentuk kolaborasi nasional antara seluruh kementerian dan pemerintah daerah, dengan konsep boarding school yang seluruh biayanya ditanggung negara.

Mulai dari pendidikan, makan, asrama, hingga kebutuhan sekolah siswa ditanggung penuh oleh pemerintah.

Untuk Maluku Utara, sekolah pertama yang siap beroperasi berlokasi di Sentra Wasana Bahagia, Kota Ternate, dengan jenjang pendidikan SMP. Sementara sekolah kedua berada di Sofifi, tepatnya di gedung eks-IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) yang sebelumnya tidak difungsikan. Di sana, Sekolah Rakyat akan menyelenggarakan pendidikan jenjang SMA.

“Gedung sudah siap, dan tahun ini akan langsung dimulai operasionalnya. Untuk Kota Ternate kita siapkan kuota 75 siswa kelas 1 SMP, sementara di Sofifi akan menampung 100 siswa SMA,”ujar Osep.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara juga telah menyatakan kesiapan menyediakan lahan seluas 5 hingga 10 hektare untuk pengembangan sekolah di tahap berikutnya. Proses perencanaan untuk pembangunan sekolah tahap kedua sudah dimulai tahun ini, dengan harapan bisa beroperasi mulai tahun depan.

Konsep Sekolah Rakyat dirancang oleh Kementerian PUPR sebagai prototipe nasional, sehingga bangunan di seluruh Indonesia memiliki standar yang sama. Targetnya, setiap kabupaten/kota di Indonesia memiliki minimal satu Sekolah Rakyat, sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Penuntasan Kemiskinan.

Satu unit Sekolah Rakyat ditargetkan mampu menampung hingga 1.000 siswa. Namun pada tahap awal, jumlah peserta didik dibatasi untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem pendidikan. “Pendataan sudah kami mulai sejak April. Di Kota Ternate, dari 400 calon siswa yang masuk kategori, 82 telah menyatakan kesiapan. Setelah seleksi dan verifikasi lapangan, hanya 75 siswa yang akan diterima,” ucapnya.

Proses serupa juga sedang berlangsung di Sofifi. Tim sedang menyelesaikan pendataan lapangan, dengan arahan langsung dari Gubernur Maluku Utara agar siswa jenjang SMA diambil dari wilayah Oba demi efisiensi dan pemerataan akses pendidikan.

Sekolah Rakyat menyasar keluarga dari kelompok ekonomi terbawah yang tercatat dalam Basis Data Terpadu nasional. Prioritas diberikan pada mereka yang masuk kategori desil 1 (miskin ekstrem) dan desil 2 (miskin).

Dengan konsep ini, orang tua siswa tak perlu lagi pusing memikirkan biaya sekolah. Bahkan makan dan tempat tinggal pun ditanggung negara. Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan dari akarnya melalui pendidikan.

Dengan segala dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi gerbang perubahan bagi generasi muda Maluku Utara, khususnya mereka yang selama ini terpinggirkan dari akses pendidikan layak.

KBRN

Komentar