Jalur Gaza – Gerakan perlawanan Hamas Palestina telah mengecam Israel karena terus-menerus menggunakan kelaparan sebagai taktik terhadap lebih dari dua juta orang di Jalur Gaza, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.
Hamas mengumumkan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Presstv, Senin(30/6/2025), bahwa rezim pendudukan Tel Aviv telah memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza selama lebih dari tujuh puluh hari berturut-turut, membatasi semua akses ke pasokan penting seperti makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar.
Pernyataan itu menambahkan bahwa penutupan tersebut sejalan dengan serangan militer yang semakin intensif dan brutal, yang secara keseluruhan merupakan tindakan genosida yang dilakukan secara terbuka dan tanpa hukuman oleh pasukan Israel di depan mata masyarakat internasional.
Hamas lebih lanjut memperingatkan bahwa tidak adanya tindakan dari masyarakat internasional ditambah dengan kegagalan terang-terangan untuk menangani kejahatan perang atau mencegah kelaparan yang meluas di Gaza menunjukkan adanya disintegrasi yang mengkhawatirkan dalam tatanan global dan kegagalan dunia untuk menegakkan hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
Gerakan perlawanan menekankan bahwa warga Palestina dibunuh setiap hari, baik melalui pemboman atau kelaparan, sementara badan-badan PBB membatasi diri mereka pada kutukan kosong yang tidak membuat jera “entitas kriminal yang tidak memiliki nilai-nilai moral atau kemanusiaan.”
Hamas mendesak Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menerapkan tindakan segera dan tegas guna menghentikan genosida yang sedang berlangsung dan kelaparan yang meluas, serta untuk memastikan akuntabilitas bagi penjahat perang Israel.
Militer Israel melanjutkan pemboman di Gaza pada tanggal 18 Maret, menewaskan ribuan warga Palestina, dan melukai banyak lainnya, setelah menghancurkan perjanjian gencatan senjata 2 bulan dengan Hamas dan kesepakatan pertukaran tawanan Israel dengan warga Palestina yang diculik.
Setidaknya 52.928 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan 119.846 orang lainnya terluka dalam serangan brutal militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hamas mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya siap untuk segera terlibat dalam negosiasi untuk mencapai gencatan senjata abadi di Jalur Gaza.
“Hamas siap untuk segera memulai negosiasi guna mencapai kesepakatan komprehensif untuk gencatan senjata berkelanjutan, penarikan pasukan pendudukan, diakhirinya pengepungan, pertukaran tahanan, dan pembangunan kembali Jalur Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Presstv












Komentar