Jakarta – Anggota Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran, menyoroti harga beras yang tinggi di pasaran. Menurutnya, kenaikan harga tersebut membuat para pedagangan ikut tertekan.
“Kalau dari harga gabah dipantek segitu, bagaimana cara menurunkan harga beras?,” katanya, Senin (7/7/2025). Menurutnya, tingginya Harga bras dikarenakan pemerintah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah.
Ia menjelaskan, harga gabah sekarang sudah mencapai Rp6.500 per kilogram. Angka tersebut naik dari sebelumnya Rp4.700.
Menurutnya, stok beras saat ini sebenarnya cukup banyak. Pemerintah memiliki stok beras dari hasil serapan petani dan sisa impor sebelumnya.
Ia-pun berharap pemerintah memberikan subsidi agar harga beras turun. “Kalau stok beras melimpah dibiarkan terlalu lama, kualitasnya bisa turun,” ujarnya.
Ngadiran menilai, HPP gabah yang tinggi memang membuat petani senang. Namun rakyat terbebani karena harga beras yang mahal.
“Petani happy, tapi rakyat susah beli beras. Maka harus ada solusi seimbang,” ucapnya.
Dengan harga beras tinggi, Ngadiran menyebut pedagang pasar ikut merasakan dampaknya. Mereka merasa tertekan, karena membeli beras dari agen juga dengan harga tinggi.
“Kami belanja ke pasar induk saja sudah mahal,” kata Ngadiran. Meski demikian, ia menyebut pembeli tetap datang, tapi cenderung belanja lebih sedikit dari biasanya.
“Beras tetap dibeli karena menjadi kebutuhan pokok harian. Namun belanjaan lain seperti lauk dan sayur jadi dikurangi,” katanya.
Sumber: KBRN
Komentar