Indonesia Diminta Aktif Mediasi Konflik India-Pakistan

HarianMalut, Jakarta – Pengamat hubungan internasional, Teuku Rezasyah, mengungkapkan konflik India-Pakistan berakar dari warisan kolonial Inggris. Menurutnya, konflik tersebut adalah akibat pembelahan budaya dan agama yang menciptakan ketegangan sejak awal kemerdekaan.

“Penjajah keluar meninggalkan bom waktu, dan masyarakat terbelah antara mayoritas Hindu dan mayoritas Muslim,” jelas Rezasyah pada, Sabtu (10/05/2025).

Rezasyah menegaskan bahwa konflik terus berlanjut karena belum ada upaya mediasi yang benar-benar serius. Menurutnya, dunia tampak lelah menangani berbagai konflik dan membiarkan ketegangan ini berlarut tanpa solusi konkret.

“Seruan perdamaian hanya muter kaset Bluetooth, berulang tanpa tindakan nyata dari komunitas internasional,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Teuku Rezasyah menyatakan bahwa Indonesia berpeluang menjadi mediator karena punya hubungan baik dengan kedua negara. Dia berpendapat bahwa pemerintah harus aktif mendamaikan agar diaspora kedua negara tidak terpengaruh konflik.

“Presiden bisa undang Dubes India dan Pakistan ke Jakarta, membuka ruang dialog yang menyejukkan,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa konflik ini berisiko menimbulkan ketegangan sektarian di wilayah diaspora global. Menurutnya, sentimen antarwarga keturunan India dan Pakistan bisa meningkat dan memicu ketegangan di berbagai negara.

Rezasyah menilai pentingnya ASEAN ikut mendorong penyelesaian damai agar stabilitas regional tetap terjaga. Dia menekankan bahwa integrasi masyarakat keturunan di Indonesia harus dijaga dari provokasi dan pengaruh konflik luar.

KBRN

Komentar