Jalur Gaza – Militer Israel telah mengakui bahwa warga sipil Palestina yang ditembak mati oleh tentaranya di pusat distribusi bantuan di Jalur Gaza.
Seorang juru bicara militer Israel pada Senin (30/6/2025) mengakui bahwa warga Palestina “telah terluka” dan insiden tersebut “sedang ditinjau oleh otoritas yang berwenang.”
Sebuah laporan awal bulan ini oleh surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa tentara Israel “diperintahkan untuk menembaki kerumunan tak bersenjata di dekat lokasi distribusi makanan di Gaza, bahkan saat tidak ada ancaman.”
Ratusan warga Palestina telah terbunuh selama sebulan terakhir di sekitar area pembagian makanan.
Menurut PBB, sekitar 600 warga Palestina telah terbunuh saat mencoba mengakses makanan di bawah mekanisme distribusi bantuan AS-Israel saat ini di Gaza.
AS dan Israel bergerak maju dengan pembentukan inisiatif distribusi bantuan baru untuk Gaza, yaitu Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), dalam upaya untuk melewati struktur bantuan internasional yang ada.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi bantuan yang beroperasi di Gaza mengatakan mereka tidak akan bekerja sama dengan Israel dan AS untuk membangun “mekanisme” baru untuk pengiriman bantuan. Mereka mengatakan rencana tersebut ditujukan untuk memperkuat kontrol atas barang-barang yang menopang kehidupan sebagai taktik tekanan terhadap Palestina.
Badan-badan bantuan mengatakan ada kekhawatiran akan bencana kelaparan besar yang melanda wilayah Palestina yang diblokade.
Kelompok perlawanan Palestina mengatakan strategi distribusi bantuan Israel yang didukung AS di Gaza ditujukan untuk mempercepat “kejahatan pemindahan paksa dan pembersihan etnis” yang dilakukan rezim tersebut terhadap warga Palestina.
Sejak Senin pagi, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 80 warga Palestina di Gaza.
Sebuah serangan menghantam tenda-tenda pengungsi di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza tengah dan melukai sedikitnya 50 orang.
Salah satu tim produksi media Press TV di Gaza juga nyaris selamat dari serangan di area yang sama. Mereka baru saja pindah ke sana dari Khan Yunis untuk menghindari serangan gencar yang semakin meningkat.
Militer Israel juga mengintensifkan serangan di Gaza utara, menembaki beberapa distrik dan mengebom sedikitnya empat sekolah.
Sumber: Presstv












Komentar