Ternate, HarianMalut – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate menyatakan hingga kini belum mendapatkan pemberitahuan secara resmi atas wacana pengalihfungsian Plaza Gamalama Moder (PGM) menjadi Rumah Sakit Daerah (RSD) Ternate dari Pemerintah Kota Ternate, Kamis (1/5/2025).
Wakil Ketua DPRD Kota Ternate, Jamian Kolengsusu mengatakan, sesuai dengan apa yang diwacanakan itu, secara kelembagaan sebagai pimpinan DPRD dan secara pribadi sebagai ketua partai yang memang harus punya penilaian khusus yang berkaitan dengan wacana itu.
“Saya memang sangat sayangkan jika desain saat itu untuk kepentingan Plaza Gamalama sebagai pusat perekonomian atau pusat perbelanjaan,” ucap Jamian.
Menurut Jamian, Plaza Gamalam ini ada kaitan dengan sejarah terjadinya pasar di Kota Ternate yang ditandai dengan Pasar Gamalama, beberapa puluhan tahun kemudian pasar itu disulap jadi plaza Gamalama modern.
“Plaza Gamalama kalau dialihkan ke rumah sakit, maka ini merupakan suatu perencanaan yang gagal, karena setiap perencanaan itu sudah memenuhi kriteria, syarat dan lain-lain, sebab untuk menjadi sebuah proyek sudah harus punya diskresi baik dari sisi akademisi maupun sisi yang lain, ada di semua perencanaan,” ujarnya.
Jamian menjelaskan, Plaza Gamalama Modern ini dibangun dimasa pemerintahan (alm) H. Burhan Abdurahman yang saat itu Wali Kota saat ini M. Tauhid Soleman menjabat Sekda Kota Ternate. Sekda saat ini Rizal Marsaoly saat itu menjabat Ketua Bappeda Kota Ternate.
“Dua pejabat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa, pembangunan gamalama plaza ini adalah benar- benar hasil desain dari buah pikir dua orang yang saat ini lagi pegang peran, lagi berkuasa di Kota Ternate,” katanya.
Jamian menambahkan, Plaza Gamalama Modern ditengah perlawanan tiba-tiba diwacanakan mau dialihkan menjadi rumah sakit umum daerah, sementara di Kota Ternate ini sebenarnya peningkatan UMKM dan peningkatan lahan masih kurang.
“Kita butuh tempat-tempat seperti Plaza Gamalama, karena saya lihat perkembangan Kota Ternate saat ingin cukup banyak minat masyarakat dalam rangka baik hiburan, shopping ditempat-tempat perbelanjaan cukup padat,” ucapnya.
Jamian juga mempertanyakan, kenapa Plaza Gamalama yang punya potensi besar ini mau dialihkan ke rumah sakit.
“Pengalihan ini harus dikaji betul atau butuh kajian lebih detail, agar jangan sampai salah sasaran atau salah penempatan lagi,” ujarnya.
Jamian mengatakan, desain plaza gamalama mau dialihkan menjadi rumah sakit butuh kost yang cukup besar. Jika membutuhkan anggaran Rp 30 sampai Rp 50 miliar, lebih baik mencari lokasi yang baru.
“Kenapa kita tidak lihat lokasi di Kayu Merah-Kalumata yang dibangun pemerintah yang bisa dimanfaatkan bangun rumah sakit yang lebih baik dari rumah sakit yang dialihkan dari Plaza Gamalama itu,” katanya mengakhiri.
KBRN
Komentar