HarianMalut, Madinah – Selama di Madinah, aktivitas jemaah terfokus di Masjid Nabawi. Untuk itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membentuk sektor khusus (Seksus) Masjid Nabawi dengan sejumlah peran dan tugas.
Kepala Seksus Nabawi, Surnadi mengatakan, para petugas memiliki berbagai peran dalam melayani jemaah. Pertama, meminimalisir hingga menyelesaikan persoalan yang dihadapi jemaah haji ketika berada di Masjid Nabawi dan sekitarnya.
“Untuk kasus jemaah haji yang kehilangan barang dan uang, didata dan dikoordinasikan oleh petugas yang sudah ditunjuk. Kemudian, mereka mendapat surat perintah sebagai pengambil barang hilang atau barang tercecer,” kata Sunardi, Minggu (25/5/2025).
“Termasuk menyelesaikan kasus penipuan dan pencurian barang dan uang terhadap jamaah haji Indonesia. Ini menjadi bagian dalam tugas kami,” ujarnya.
Kedua, dari aspek kesehatan jemaah haji, seksus hadir untuk memberi pertolongan pertama. “Utamanya bagi Jemaah saat Jemaah beribadah dan berkoordinasi dengan tim kesehatan emergency Masjid Nabawi Madinah,” katanya, menerangkan.
Ketiga, mengantar jemaah haji yang lupa jalan pulang ke penginapan. Jemaah yang lupa arah pulang usai salat di Masjid Nabawi, akan diantarkan ke hotel.
“Petugas seksus bersinergi dengan PPIH dari sektor 1 hingga 5. Termasuk juga dengan petugas PPIH Daker Madinah,” katanya.
Ia memastikan, pihaknya siap mmembantu jemaah yang kesulitan kembali ke hotel setelah beribadah. Termasuk bagi jemaah yang tidak mengetahui arah hotel mereka.
“Kami siap membantu mengantarkan mereka. Jemaah bingung arah pulang ke hotel, terutama lansia atau yang baru tiba,” ucapnya.
Petugas Seksus Nabawi, lanjut dia, tidak pernah bosan mengingatkan jemaah untuk selalu membawa kartu identitas. Sebab, kartu itu sangat membantu dalam proses identifikasi jika ada jemaah yang lupa arah pulang.
Keempat, layanan bimbingan ibadah (bimbad). Jajaran Seksus juga membimbing jemaah dalam pelaksanaan ibadah di Masjid Nabawi.
“Untuk pembinaan, kami memiliki petugas bimbingan. Mereka yang membantu jemaah haji yang kesulitan dalam menjalankan ibadah di Masjid Nabawi,”ujarnya
Kelima, perlindungan juga diberikan jika ada jemaah haji Indonesia yang mungkin terlibat pelanggaran aturan di sekitar Masjid Nabawi. Seperti, tidak membentangkan spanduk atau bendera (termasuk bendera KBIHU), tidak boleh merokok di area masjid.
Kemudian, tidak boleh berkerumun terlalu lama, tidak boleh membuat konten video. Hingga, tidak boleh membuat keributan.
“Kami bekerja sama dengan Kepolisian Nabawi secara baik, saling terbuka. Mereka memahami bahwa kami hadir untuk membantu jemaah Indonesia,” katanya
“Jika menemukan barang milik jemaah lain di masjid, jika tidak ada polisi, bisa diambil dan dilaporkan ke petugas. Namun jika ada polisi, sebaiknya jangan diambil karena bisa disalahpahami,” ucapnya.
KBRN
Komentar