Hadir Koperasi Desa Merah Putih Cegah Praktik Rentenir dan Tengkulak

HEDLINE, Pemerintah16 Dilihat

Jakarta, HarianMalut – Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan, keberadaan Koperasi Desa Merah Putih untuk memutus praktik rentenir, tengkulak. Selain itu, untuk memutus praktik pinjaman online (pinjol) yang menjadi sumber kemiskinan di desa.

“Dengan adanya kooperasi Desa Merah Putih yang salah satu unitnya adalah unit simpan pinjam, masyarakat desa jauh lebih terbantu dari pendanaan. Juga tidak terjerat lingkaran setan kemiskinan karena utang-berutang, tumpuk, gali lubang, tutup lubang, itu-kan tradisi yang juga mau dipangkas,” kata Budi dalam keterangan pers di komplek Istana Kepresidenan usai rapat dengan Presiden Prabowo Subianto, Jumat (7/3/2025).

Menteri Budi berharap, keberadaan Koperasi Desa Merah Putih maka penghasilan masyarakat desa meningkat. Sehingga membawa kemajuan dan meningkatkannkesejahteraan masyarakat desa.

Nantinya Koperasi Desa Merah Putih memiliki enam outlet atau gerai yaitu gerai usaha simpan pinjam. Selanjutnya outlet klinik desa, outlet cold storage, outlet gudang, distribusi logistik dan apotek desa.

“Setiap desa kan kondisinya beda-beda, karena dari pemetaan ini sekarang ada desa pertanian, desa perikanan, dan desa kelurahan yang sudah agak kota. Desa yang agak kota tuh maksudnya sudah suasana kota tapi statusnya masih desa,” ujarnya.

Menteri Budi mengatakan di Indonesia, 85% desa pertanian dan 15 persen adalah agro-maritim. Koperasi Desa Merah Putih akan melibatkan bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Masing-masing koperasi akan mendapatkan modal Rp5 miliar dan total ada 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih. Anggaran Rp5 miliar untuk berbagai komponen.

“Rp5 miliar itu ada komponennya, ada bangun gudangnya, ada bangun cold storage-nya, ada bangun grei-nya, terus ada truck. Paling tidak ada dua truck, truck dan bengkel, truck desa itu buat ngangkut barang hasil desa, termasuk juga membawa barang-barang ke desa,” jelasnya.

Adapun skema pinjaman oleh Himbara, pemerintah masih merumuskan skemanya. Pemerintah masih berkoordinasi dengan pihak perbankan.

“Inilah bentuk dari kepedulian negara untuk membantu, ini kan financing, bukan dikasih loh. Dipinjamkan, dengan skema-skema yang nanti kita diskusikan lebih lanjut dengan pihak-pihak perbankan,” ujarnya.  (KBRN/ARM)