Om Din Adalah Sosok yang Mengabdikan Diri untuk di Masjid Al-Muttaqien

Profil17 Dilihat
banner 250250

Ternate, HarianMalut – Haji Fakhruddin Hendrik, sosok pengabdi yang mewakafkan diri untuk kemanusiaan, ia dikenal dengan sapaan Om Din. Semasa hidup Om Din mengabdikan diri untuk membangun, merawat dan memperindah Masjid Al-Muttaqien Ternate.

Om Din adalah salah seorang keturunan Belanda, beragama Kristen Protestan. Ia lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada  25 Maret 1925. Ayahnya bernama Robert Emile Johan Williem Hendrik,  sedangkan sang ibu bernama Johana Ernstine Painten Ronodikromo.

Anak keempat dari sepuluh bersaudara ini, ketika beranjak dewasa memutuskan mengembara dan berlabuh di Pulau Ternate, Maluku Utara nan jauh di Timur Nusantara. Om din, akhirnya memeluk agama Islam dan menetap di Ternate. Masjid Al-Muttaqien adalah saksi pengabdian tanpa batas Om Din, hingga akhir hayatnya.

Sosok pendiam nan sederhana ini adalah tipikal pekerja keras yang tak pernah berharap uluran tangan orang lain. Ia hidup mandiri hingga tak sempat berkeluarga, namun Om Din berhasil membina beberapa pemuda yang kini bermanfaat bagi orang banyak.

Om Din sosok yang terkenal murah senyum itu, menghembuskan nafas terakhirnya pada 28 Mei 2010. Semasa hidup, ia juga dikenal menyukai seni musik klasik serta seni lukis. Selain itu, Om Din juga gemar bercocok tanam aneka kembang dan buah-buahan.

Pada bulan suci Ramadhan 1446 H, Yayasan Masjid Al-Muttaqien menggelar sebuah iven untuk mengenang jasa Om Din, sosok seorang pengabdi di Masjid Al-Muttaqien. Kegiatan tersebut akan dipusatkan di lingkungan Masjid Al-Muttaqien, Kelurahan Gamalama, Ternate pada Selasa (25/3/2025) lalu.

Menurut ketua pelaksana Mukhlis Assagaf, kegiatan dilaksanakan dengan pemasangan spanduk dan baliho di area Masjid. Kemudian pameran foto serta tulisan/artikel tentang Om Din dan ziarah kubur serta pembacaan surah Yaasin di Kuburan Islam.

Pembacaan riwayat hidup singkat serta testimoni atau tanda tangan warga tentang kesan terhadap Almarhum Om Din. Kegiatan diakhiri dengan tahlilan  serta kultum di Masjid Al-Muttaqien jelang buka puasa bersama.  (KBRN/ERIS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *