HarianMalut, Jakarta – Pemerintah diminta melakukan upaya mediasi perdamaian agar eskalasi konflik India dan Pakistan tidak terus meningkat. Pemerintah dinilai perlu segera mengambil peran mengingat Indonesia memiliki hubungan persahabatan dengan kedua negara itu.
“Baik India maupun Pakistan adalah negara sahabat Indonesia. Tentu kita prihatin jika terjadi konflik bersenjata antara kedua negara tersebut,” kata Anggota Komisi I DPR RI Sukamta di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Ia mengatakan, Amerika Serikat yang selama ini berperan menekan India dalam konflik-konflik terdahulu, saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan. Baik di dalam dan luar negeri.
Sementara Tiongkok sebagai kekuatan utama regional Asia, memiliki hubungan yang panas dingin dengan India. Karena dianggap lebih dekat dengan Pakistan.
“Maka Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama regional Asia tentu diharapkan bisa tampil aktif menjadi mediator,” katanya. Ia pun menyerukan agar India dan Pakistan saling menahan diri setelah pecahnya serangan di kawasan perbatasan dua negara itu.
Hal ini, untuk mencegah konflik dan ketegangan yang meluas. Menurutnya, setiap konflik bersenjata pasti akan menimbulkan korban sipil, menghancurkan fasilitas umum dan mengganggu perekonomian.
“Jika konflik meluas, tidak hanya kedua negara yang akan merasakan dampaknya. Tetapi secara regional tentu juga akan berpengaruh,” ujar Sukamta.
Ia mengungkapkan, bahwa beberapa analisa menyebutkan skenario terburuk meningkatnya konflik adalah penggunaan senjata nuklir oleh kedua negara. Namun, Sukamta menilai skenario tersebut sangat kecil untuk terjadi.
Alasannya, karena kedua pihak selama ini memiliki kebijakan dan mendeklarasikan tidak akan menggunakan nuklir terlebih dahulu. “Oleh sebab itu tidak ada cara lain selain menahan diri dan berusaha menyelesaikan permasalahan di meja perundingan,” katanya.
Ia meyakini para pemimpin di India maupun Pakistan masih menggunakan pikiran yang rasional. Sehingga akan betul-betul mempertimbangkan berbagai risiko terburuk.
KBRN
Komentar