Ternate, HarianMalut – Suasana di SMA Negeri 1 Ternate pagi itu terasa lebih hidup dari biasanya. Di tengah aktivitas belajar mengajar, perbincangan hangat mengenai program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh Gubernur Sherly Laos dan Wakil Gubernur Sarbin Sehe terus bergema di berbagai sudut sekolah. Bagi para siswa dan guru, kebijakan ini menjadi harapan baru yang dinanti sejak lama.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ternate, Mustamim Lila, menyambut program ini dengan penuh rasa syukur. Ia menilai, kebijakan ini merupakan gebrakan besar yang akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya di sekolahnya.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya program pendidikan gratis ini. Sejak masa kampanye, kami sudah mengikuti wacana ini, dan sekarang mendengar bahwa program ini benar-benar dijalankan, tentu menjadi kabar baik bagi kami semua,” ujarnya, Senin (10/3/2025).
Di SMA Negeri 1 Ternate, sebelumnya terdapat iuran komite yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara komite sekolah dan orang tua siswa. Untuk siswa kelas XI dan XII, iuran ditetapkan sebesar Rp200 ribu per bulan, sementara untuk kelas X, nominalnya lebih fleksibel, berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp350 ribu, tergantung kemampuan ekonomi keluarga.
Dari total 1.400 lebih siswa, sebanyak 432 siswa mengikuti skema iuran ini, sementara siswa yang masuk melalui jalur afirmasi sudah dibebaskan dari pembayaran sejak awal.
Namun, dengan diterapkannya program pendidikan gratis, semua biaya iuran komite akan dihapus. Hal ini tentu membawa kelegaan bagi banyak keluarga yang selama ini harus menyisihkan penghasilan mereka untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
Tak hanya pihak sekolah, para siswa juga menyambut positif kebijakan ini. Muhammad Munajat Suratman, Ketua OSIS SMA Negeri 1 Ternate, mengaku program ini sangat membantu siswa-siswi dari keluarga kurang mampu.
“Dengan adanya pendidikan gratis, orang tua tidak perlu lagi memikirkan biaya iuran setiap bulan. Uang itu bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti buku atau transportasi ke sekolah,” ujar Munajat, yang selama ini membayar iuran sebesar Rp200 ribu per bulan.
Hal senada juga disampaikan Nurul Baiti Teapon, Ketua Majelis Perwakilan Kelas. Baginya, kebijakan ini akan sangat meringankan beban keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas.
“Banyak orang tua yang setiap bulan harus memikirkan biaya iuran sekolah, sementara kebutuhan lainnya juga tidak kalah penting. Jika biaya pendidikan sudah gratis, maka beban mereka akan jauh berkurang,” ujar Nurul.
Namun, Nurul juga mengungkapkan kekhawatirannya. Pasalnya, selama ini dana komite menjadi sumber utama untuk mendukung berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan perlombaan siswa.
“Kalau iuran komite dihapus, kami khawatir kegiatan siswa akan terdampak. Tapi, jika nantinya pemerintah juga menanggung biaya tersebut, tentu itu akan menjadi langkah yang luar biasa bagi kami,” ucapnya.
Program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah daerah ini menjadi harapan baru bagi dunia pendidikan di Maluku Utara. Kebijakan ini tidak hanya meringankan beban ekonomi orang tua, tetapi juga membuka peluang lebih luas bagi semua siswa untuk mendapatkan akses pendidikan yang setara.
Kini, lanjut Nurul, tinggal bagaimana implementasi dan pengawasan dari program ini dilakukan agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal. Namun satu hal yang pasti, kebijakan ini telah membawa secercah optimisme bagi para siswa, guru, dan orang tua.
“Kami sangat berterima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah mencanangkan program luar biasa ini. Kami berharap pendidikan di Ternate semakin maju dan inklusif bagi semua,” kata Nurul dengan penuh semangat. (KBRN)