Penempatan Berbasis Syarikah Sukseskan Layanan Jemaah di Armuzna

HarianMalut, Madinah – Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi mengatakan, penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah dilakukan berbasis Syarikah. Sehingga bukan pada kelompok terbang (kloter).

Menurutnya, pendekatan ini dilakukan agar proses mobilisasi dan layanan berjalan optimal. Utamanya, saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Penempatan jemaah berbasis Syarikah di Makkah pada tahun ini, sangat urgent dan penting. Utamanya untuk menyukseskan layanan jemaah saat puncak haji di Armuzna,” kata Muchlis di daerah kerja Madinah, Arab Saudi, Kamis (15/5/2025).

“Penempatan jemaah haji Indonesia di Makkah berbasis syarikah. Hal ini mempertimbangkan proses pergerakan dan layanan kepada jemaah saat di Armuzna,” ujarnya.

Diketahui, jemaah haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama, jemaah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Di kota Nabi, penempatan jemaah dilakukan tetap berbasis kelompok terbang atau kloter. “Pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah dikelompokkan berbasis Syarikah,” kata Muchlis yang juga Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama ini.

“Namun, ketika akan pulang ke tanah air, mereka akan dikembalikan pada kloter awal saat berangkat. Jadi, tidak perlu khawatir,” ujarnya.

Sementara gelombang kedua akan mendarat di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah. Dari bandara, jemaah diberangkatkan dengan bus berdasarkan Syarikah sesuai basis penempatan hotel di Makkah.

“Layanan di Makkah berbasis Syarikah ini linear dengan pola pergerakan jemaah dari Makkah menuju Armuzna serta layanan di dalamnya. Sehingga pengelompokkan berbasis Syarikah ini penting dalam rangka menyukseskan pelaksanaan puncak haji di Armuzna,” katanya, menerangkan.

Untuk tahun ini, ada delapan Syarikah yang melayani jemaah haji Indonesia. Delapan syarikah tersebut, yakni:

1. Al-Bait Guest yang melayani 35.977 jemaah,

2. Rakeen Mashariq melayani 35.090 jemaah,

3. Sana Mashariq melayani 32.570 jemaah,

4. Rehlat & Manafea melayani 34.802 jemaah,

5. Alrifadah melayani 20.317 jemaah,

6. Rawaf Mina melayani 17.636 jemaah,

7. MCDC melayani 15.645 jemaah,

8. Rifad melayani 11.283 jemaah.

Menurutnya, banyak syarikah ini bertujuan memudahkan pengendalian dan memperjelas koordinasi di lapangan. Sekaligus memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan optimal dan tertata.

KBRN

Komentar