Pengembangan Pangan Lokal Membutuhkan Pengelolaan dengan Paradigma Baru

Kota Ternate18 Dilihat
banner 250250

Ternate, HarianMalut – Pengembangan pangan lokal agar lebih menarik untuk dikonsumsi masyarakat membutuhkan paradigma baru dalam pengelolaannya. Hal tersebut disampaikan oleh Yuli Witono, guru besar Universitas Jember (UNEJ) dalam gelaran dialog interaktif Ternate Pagi seperti dilansir rri.co.id, Selasa (25/02/2025).

“Pengembangan pangan lokal harus dilakukan dengan pendekatan atau paradigma baru untuk menyesuaikan dengan pola konsumsi generasi sekarang,” ucapnya.

Ia juga mengangkat terkait kebiasaan konsumsi generasi saat ini yang lebih menggemari makanan instan.  Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan teknologi dalam pengelolaan pangan lokal.

“Perlu pendekatan dengan paradigma terkini jika generasi saat ini familier dengan pola makanan instan maka pengembangan pangan lokal  juga diarahkan ke arah sana sebagai cara atau strategi agar pangan lokal juga diminati,” ucap guru besar bidang kimia pangan dan hasil pertanian tersebut.

Pemanfaatan pangan lokal merupakan bagian untuk mendorong diversifikasi konsumsi bahan pangan.  Merujuk analisis Bappenas pada April 2024 yang berjudul “Strategi Pangan Lokal Partisipatif dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”  ketergantungan terhadap suatu jenis bahan pangan memiliki konsekuensi.

Ketergantungan yang besar terhadap suatu jenis bahan pangan membawa konsekuensi yang besar bagi ketahanan pangan di tingkat nasional.  Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) tahun 2021  memperlihatkan ketimpangan pola konsumsi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.

Peringkat teratas pola konsumsi beras masyarakat Indonesia mencapai 94.4 kg/kapita/tahun. Sedangkan bahan pangan dengan pola konsumsi yang paling  rendah yaitu sagu dengan jumlah konsumsi 0,3 kg/kapita/tahun. (KBRN/SAMAUN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *