Malteng, HarianMalut – Keberadaan perigi tua milik ilmuwan ternama asal Jerman, Georg Eberhard Rumphius di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menarik perhatian Kementerian Kebudayan (Kemenbud) dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX Maluku.
Kepala BPK Wilayah XX Maluku, Dody Wiranto mengatakan, perigi ini merupakan saksi bisu dari perjalanan ilmiah Rumphius, yang selama ini kurang mendapat perhatian publik.
Sehingga BPK Maluku merasa penting untuk mengangkat kembali keberadaan perigi ini, karena selain sebagai situs bersejarah, lokasi ini juga memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kontribusi Rumphius terhadap ilmu pengetahun, terutama yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di Indonesia.
“Perigi Rumphius di Hila ini telah mendapat atensi khusus dari pak Menteri Kebudayaan untuk dikembangkan agar lebih diketahui publik,” kata Dody Wiranto kepada RRI di lokasi perigi Rumphius, Negeri Hila, Kabupaten Malteng, Minggu (9/3/2025)
Menurutnya, penghargaan terhadap perigi ilmuwan Rumphius ini juga menjadi bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai budaya serta sejarah yang ada di Maluku.
Selain itu, diharapkan keberadaan situs ini dapat menjadi daya tarik wisata sejarah dan edukasi yang dapat meningkatkan potensi pariwisata di Maluku.
“Rumphius telah membuka cakrawala dengan karya-karya nya di dunia hayati, dan itu dimulai dari Hila, Maluku. Kita patut bangga dengan ini,” ucapnya
Dody menyatakan, dengan semakin banyaknya perhatian yang diberikan pada situs sejarah ini, diharapkan perigi Rumphius akan terus dikenang sebagai bukti pentingnya peran ilmuwan asing dalam memperkaya pengetahuan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, pihak katedral uang memiliki perpustakaan Rumphius, staf ahli kemenbud serta peneliti Prof. Dr. Sangkop untuk pengembangan perigi Rumphius,” tukasnya
Sekadar tahu, keberadaan Perigi Rumphius hanya berjarak kurang lebih 30 meter dari Benteng Amsterdam. (KBRN)