Polres Buru Bersama Tim SAR Masih Mencari Penambang Yang Tertimbun Longsor

HEDLINE, Maluku, Polri15 Dilihat
banner 250250

Buru, HarianMalut – Kepolisian Resor (Polres) Buru bersama tim SAR Pos Namlea melakukan pencarian terhadap penambang emas ilegal yang diduga masih tertimbun material longsor di kawasan Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku.

“Sampai saat ini situasi kamtibmas di wilayah hukum Buru dalam keadaan tertib, aman, dan lancar. Kami sudah mengamankan lokasi, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), serta memasang garis polisi. Selain itu, kami juga telah memeriksa para saksi,” kata Kapolres Buru AKBP Sulastri Sukidjang di Ambon, Senin (10/3/2025).

Longsor di tempat itu terjadi akibat bak penampungan air jebol setelah hujan deras. Peristiwa itu merenggut tujuh nyawa dan menyebabkan enam orang lainnya luka-luka.

Terkait dengan dugaan adanya sekitar 20 penambang ilegal yang masih tertimbun, pihaknya masih melakukan identifikasi.

Ia juga meminta keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya segera melapor ke Polres Buru untuk keperluan pendataan dan identifikasi lebih lanjut.

Bencana longsor di kawasan tambang emas ilegal Gunung Botak terjadi pada Sabtu (8/3) pagi. Longsor dipicu bak penampungan air yang jebol setelah hujan deras melanda daerah tersebut.

Akibat peristiwa ini, tujuh penambang ditemukan meninggal dunia, lima di antaranya warga Maluku Utara dan telah dievakuasi ke daerah asalnya.

Sebanyak dua korban lainnya telah dimakamkan di TPU Desa Dava. Selain korban jiwa, enam penambang lainnya ditemukan dalam kondisi luka-luka.

Hingga saat ini, pencarian masih terus dilakukan untuk memastikan adanya kemungkinan korban tambahan yang lain tertimbun material longsor.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat tidak kembali melakukan aktivitas penambangan ilegal di kawasan Gunung Botak, mengingat risiko kecelakaan yang tinggi. Langkah-langkah penertiban akan terus dilakukan guna mencegah kejadian serupa terulang.

Hingga saat ini, pemerintah daerah bersama tim tanggap darurat terus berkoordinasi untuk menangani dampak bencana dan memastikan para korban serta keluarganya mendapatkan bantuan yang diperlukan. (ANT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *