Lebanon Selatan – Setidaknya satu orang tewas dan lima lainnya menderita luka-luka ketika pesawat tak berawak Israel melancarkan serangan di Lebanon Selatan, dalam pelanggaran mencolok terbaru terhadap perjanjian gencatan senjata dengan negara Arab tersebut.
Saluran berita televisi pan-Arab al-Mayadeen, mengutip Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, melaporkan bahwa pesawat tak berawak Israel menargetkan sebuah kendaraan di kota al-Numairiyah pada Jumat (11/7/2025) sore, yang menewaskan satu orang dan lima lainnya juga terluka dalam serangan udara tersebut.
Sumber resmi dan keamanan di Lebanon, yang berbicara dengan syarat anonim, kemudian mengidentifikasi korban sebagai Mohammad Hassan Shuaib.
Militer Israel kemudian mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa pria yang mereka bunuh sebelumnya pada hari itu dalam serangan udara di Lebanon terlibat dalam serangan terhadap pemukim Israel.
Unit artileri Israel juga menembaki pinggiran kota Ayta ash-Shaab.
Pada Jumat pagi, sebuah helikopter Israel menjatuhkan bom di sebuah truk pikap sebelum meledak di kota Kfar Kila. Sebuah pesawat nirawak juga menjatuhkan bom di kota Dahra, selatan Lebanon.
Setelah mengalami kerugian signifikan selama hampir 14 bulan konflik dan kegagalan memenuhi tujuannya dalam serangan terhadap Lebanon, Israel terpaksa menerima gencatan senjata dengan Hizbullah, yang mulai berlaku pada tanggal 27 November.
Sejak itu, pasukan Israel telah melancarkan serangan terhadap Lebanon, termasuk serangan udara, yang melanggar gencatan senjata.
Pada tanggal 27 Januari, Lebanon mengumumkan keputusannya untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Israel hingga 18 Februari.
Meskipun batas waktu 18 Februari telah lewat, Israel terus mempertahankan pendudukannya atas lima wilayah penting di Lebanon selatan, yaitu Labbouneh, Gunung Blat, Bukit Owayda, Aaziyyeh, dan Bukit Hammamis, yang semuanya terletak di dekat perbatasan.
Lebanon mengecam kehadiran pasukan militer Israel yang berkelanjutan sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata dan tenggat waktu penarikan pasukan yang telah ditetapkan. Para pejabat senior di Beirut telah menyatakan komitmen mereka untuk mengambil “semua langkah yang diperlukan” guna mengusir pasukan pendudukan dari negara tersebut.
Komentar