Serangan Rudal Yaman, Bandara Ben Gurion Israel Ditutup

Tel Aviv – Otoritas penerbangan Israel telah menangguhkan semua penerbangan kedatangan dan keberangkatan di Bandara Internasional Ben Gurion dan menyatakan fasilitas tersebut akan tetap ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut,” setelah Angkatan Bersenjata Yaman melakukan serangan rudal sebagai balasan atas perang genosida yang sedang dilakukan rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Gaza.

Media pan-Arab melaporkan bahwa wilayah yang diduduki Israel secara efektif terputus dari perjalanan udara internasional pada Minggu (6/7/2025) pagi, karena sirene serangan udara berbunyi di beberapa lokasi di wilayah Laut Mati menyusul peluncuran rudal balistik.

Tidak ada laporan langsung mengenai cedera atau kerusakan. Militer Israel kemudian mengklaim dalam pernyataan singkat bahwa sistem rudal anti-udaranya berfungsi untuk menembak jatuh proyektil tersebut.

Perkembangan ini terjadi kurang dari seminggu setelah tentara Yaman mengaku bertanggung jawab atas peluncuran rudal balistik yang menargetkan bandara Ben Gurion.

Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi oleh TV al-Masirah pada tanggal 1 Juli, juru bicara militer Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan mereka telah “melaksanakan operasi militer khusus yang menargetkan bandara Ben Gurion di Tel Aviv dengan menggunakan rudal balistik hipersonik jenis Palestine-2.”

Ia menambahkan bahwa serangan rudal tersebut “berhasil mencapai tujuannya” dengan memaksa “jutaan pemukim berlindung di tempat perlindungan dan mengganggu operasi bandara.”

Saree juga mengatakan bahwa gelombang serangan kendaraan udara tak berawak (UAV) satu arah menargetkan “tiga lokasi sensitif” di Eilat, Tel Aviv, dan Ashkelon.

Ketika perang genosida di Gaza meningkat, Yaman menerapkan blokade strategis pada rute laut vital, yang bertujuan untuk menghalangi pengangkutan pasokan militer ke Israel dan mendorong masyarakat internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.

Angkatan Bersenjata Yaman telah mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan serangan hingga Israel menghentikan serangan darat dan udara di Gaza, tempat lebih dari 57.300 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Sumber: Presstv.ir

Komentar