Warga Muslim Desa Bobaneigo Sambut Malam Lailatul Qadar dengan Tradisi Unik

Bobaneigo, HarianMalut –  Dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar atau  malam yang terbaik dari seribu bulan, warga Desa Bobaneigo, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, mengelar ritual menyambut malam Lailatul Qadar dengan membakar lampu hias depan rumah (Lampu Ela-ela) yang di ikuti dengan menyajikan ragam hiburan seperti rebutan makanan ringan yang dipajang oleh pemilik ela-ela.

Sekitar tiga hari lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan yaitu Idulfitri 1446 Hijriah. Salah satu tradisi sudah bertahun-tahun yang dipertahankan oleh umat Islam di desa tersebut menjelang hari yang suci yaitu Idulfitri yaitu tradisi pemasangan lampu ela-ela.

Berbagai sumber yang dihimpun oleh media ini, menyebutkan pemasangan lampu ela-ela itu banyak berfariasi, ada yang terbuat dari bambu, botol bekas, kaleng bekas hingga menggunakan lampu hias ala moderen. Tradisi menyambut hari raya Idulfitri itu  di ajarkan oleh leluhur masyarakat di kampung Bobaneigo dan sampai saat ini masih  di pertahankan oleh warganya untuk menyambut malam Lailatul Qadar atau  malam yang terbaik dari seribu bulan.

Menariknya dalam ritual pembakaran lampu ela-ela usai ba’ada ashar, semua pemilik lampu ela-ela sudah menunggu pengurus masjid (badan sarah) yang membakar atau menyalakan lampu tersebut dengan menandai bahwa malam ini adalah malam Lailatul Qadar yang disambut oleh beberapa hiburan yang sengaja dibuat oleh pemilik ela-ela depan rumah lalu diperebutkan oleh sekelompok anak kecil.

Jika sang pengurus masjid telah membakar lampu atau menyalakan lamu tersebut bahwa malam ela-ela pun tiba, sehingga anak-anakpun ikut gembira menyabut malam Lailatul Qadar dengan berebut sejumlah bikisan makanan ringan yang di pajang yang diikat dengan tali gue (daun kelapa muda) diatas bambu kering yang sudah dihias oleh sejumlah pemilik rumah yaitu bingkisan makanan ringan dan daun kelapa.

Warga di desa itu sudah siap merayakan malam Lailatul Qadar dan malam takbiran Idul Fitri dengan berbagai ragam kegiatan. Ahmad pada media ini Kamis (27/03/2025) menjelaskan tradisi pemasangan lampu ela-ela dengan tradisi ini sudah turun-temurun yang kini telah mengalami transformasi  memakai  bambu atau di sebut oleh masyarakat Bobaneigo dengan lampu ela-ela.  Selain itu warga dsini juga memasang lampu hias di sepanjang jalan kampungnya itu.

“Setiap warga dsini sudah biasa merayakan malam ela-ela dengan membakar lampu yang dibuat dari bambu maupun botol bekas yang di ajarkan para orang tua disertai dengan membaca Surah Al-Qadr” ucap Ahmad.

Menurut Ahmad, seiring perkembangan teknologi dan perubahan zaman kini lampu ela-ela yang terbuat dari bambu dan pelita, kini malam ela-ela juga menghiasi dengan lampu listrik. Semua warga disini lebih banyak menggunakan ala tradisional.

“Kalau dilihat umumnya warga lebih memilih merayakan malam ela-ela dengan lampu yang terbuat dari bambu dan botol bekas yang dinamakan lampu pelita. Ada juga warga menghiasi malam ela-ela dengan lampu dari lisstrik dan itulah keindahan malam lailatul qadar di kampung kami,” tutur Ahmad.

DUBES

banner 250250

Komentar