Gedung Jantung Belum Rampung, Gubernur Sherly Siap Alokasi Dana Rp15 Miliar

HEDLINE, Prov Malut12 Dilihat
banner 250250

Ternate, HarianMalut – Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, meninjau progres pembangunan Gedung Jantung di RSUD Chasan Boesoirie Ternate pada Jumat, (7/3/2025). Dalam kunjungannya, Sherly didampingi oleh Wakil Gubernur Sarbin Sehe dan Sekretaris Daerah Samsuddin A. Kadir.

Proyek yang telah memasuki tahap kedua ini masih menyisakan sejumlah pekerjaan, termasuk penyelesaian lantai, plafon, serta pemasangan lift. Pemprov Maluku Utara mengalokasikan anggaran sebesar Rp15 miliar melalui Dana Alokasi Umum (DAU) untuk menyelesaikan tahap ketiga pada 2025.

“Bangunan ini belum selesai, tapi fisiknya sudah hampir rampung. Finishing lantai, plafon, dan lift masih dalam tahap pengerjaan,”ujar Gubernur Sherly Laos kepada awak media.

“Jika proyek ini cepat diselesaikan, kita bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp150 miliar untuk pengadaan alat pemeriksaan jantung. Dengan begitu, ke depan pasien serangan jantung bisa langsung mendapatkan tindakan pemasangan ring tanpa perlu dirujuk ke luar daerah”.

Terkait efisiensi anggaran, Sherly menegaskan bahwa sektor kesehatan tidak akan terkena dampak pemangkasan. Ia memastikan bahwa program pelayanan dasar masyarakat, termasuk kesehatan dan pendidikan, tetap menjadi prioritas.

“Hal-hal yang menyangkut kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan hidup masyarakat tidak dikorbankan,” ujarnya.

Direktur RSUD Chasan Boesoirie, Dr. Alwia Assagaf, mengungkapkan bahwa keterlambatan pembangunan disebabkan oleh kendala anggaran. Pada 2024, pihak ketiga telah menyelesaikan 80 persen pekerjaan, tetapi pembayaran baru terealisasi sebesar 70 persen.

“Saat ini masih ada 30 persen pekerjaan tahap kedua yang belum dibayarkan, meskipun pekerjaan sudah rampung. Vendor tetap melanjutkan pengerjaan meski belum menerima sisa dana dari Pemprov,” kata Alwia.

Meski begitu, beberapa fasilitas utama sudah selesai, seperti ruang Cath Lab untuk pemasangan ring jantung, ruang operasi jantung, serta ruang CT Scan dan MRI. Fasilitas tersebut dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp11 miliar lebih. Sementara itu, dana tahap kedua dari DAU menghabiskan anggaran lebih dari Rp24 miliar.

Menurut Alwia, kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan layanan kesehatan jantung juga sudah terpenuhi. Sejumlah tenaga medis telah menjalani pelatihan khusus, termasuk dokter spesialis jantung yang telah menyelesaikan subspesialisasinya di Jakarta.

“SDM sudah siap, alat Cath Lab juga kita dapat dari program SIHREN. Sekarang tinggal menunggu gedungnya selesai agar layanan bisa segera beroperasi,” kata Alwia.

Ia berharap tahap ketiga pembangunan bisa berjalan lancar dan rampung 100 persen sesuai target. Jika gedung ini selesai, Maluku Utara akan memiliki pusat layanan jantung yang lebih lengkap, sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah untuk mendapatkan tindakan medis darurat.  (KBRN/ERIS)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *