Sofifi, HarianMalut – Gubernur Maluku Utara (Malut) Sherly Laos mengakui ada keluhan masyarakat atas lambatnya kerja pemerintah kabupaten/kota di Pemprov Malut, terutama dalam hal yang berhubungan dengan administrasi maupun anggaran.
“Memang, banyak sekali menerima komplain dari masyarakat sebagai pelaku usaha, sebagai mitra hingga kabupaten/kota, bahwa betapa tidak efisiensi dan lambatnya bekerja dengan Pemerintah Provinsi Malut,” kata Sherly di Sofifi, Maluku Utara, Senin (10/3/2025).
Gubernur mengungkapkan apa yang dilihatnya selama 25 tahun terakhir, bahwa kerja yang yang terjadi seringkali hanya rutinitas-rutinitas yang menghabiskan anggaran, rutinitas administrasi namun tidak ada output yang berarti yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Untuk itu, Sherly menegaskan lima tahun ke depan selama kepemimpinannya harus ada perubahan yang berarti. Dan hal itu harus dimulai dengan mentalitas bahwa seluruh jajaran pemprov adalah pelayan masyarakat, digaji dari uang rakyat dan bekerja untuk rakyat.
“Saya dan Pak Wagub menyadari penuh bahwa kami dipilih oleh rakyat, kami ada karena janji politik yang kami sampaikan disukai oleh rakyat,” tambahnya.
Selain itu, gubernur/wakil gubernur yang sudah dipilih harus bertanggung jawab dan mengimplementasikan janji politik itu selama lima tahun ke depan.
“Untuk itu, kami memerlukan kerja sama dari semua pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) untuk mewujudkan janji-janji politik selama 5 tahun ke depan,” katanya.
Gubernur menyatakan sebagai langkah awal untuk memulai, maka. yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan harus disampaikan karena berkaitan dengan efisiensi.
Untuk itu pada hari ini diberikan pengarahan kepada para pejabat karena pejabat lah yang akan menerjemahkan kebijakan-kebijakan yang akan disampaikan.
“Saya dan Wagub hadir di sini bukan sebagai atasan, tapi kami akan menjadi mitra asal, menjadi rekan kerja selama lima tahun ke depan,” tambahnya.
Oleh karena itu lanjut Gubernur, untuk bisa menghasilkan mitra kerja atau team work yang baik, dibutuhkan kesatuan hati, kesamaan visi misi dan pengertian, karena satu sama lain mungkin belum saling mengenal dan belum memiliki kedekatan emosional.
Gubernur menambahkan, agar satu hubungan bisa berjalan dengan baik semua prasangka yang ada harus dibuang, dengan mengosongkan pikiran dan hati untuk berkolaborasi sebagai mitra kerja.
“Tanggung jawab kita itu besar, bukan hanya sekedar mengelola birokrasi, harusnya kita membawa perubahan peningkatan bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (ANT)