Morotai – Anggota DPRD Kabupaten Pulau Morotai, Sherly Djaena berharap peran aktif pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal ini disampaikannya menyusul peningkatan jumlah kasus di daerah tersebut dalam dua tahun terakhir.
Berdasarkan data Polres Pulau Morotai, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak naik dari 34 kasus pada tahun 2023 menjadi 46 kasus hingga pertengahan 2024. Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, termasuk kalangan legislatif.
“Orang tua dan pemerintah sangat berperan penting dalam mencegah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Jam bermain dan belajar anak juga harus diatur agar mereka lebih sibuk dengan kegiatan positif,” kata Sherly, Sabtu (28/6/2025).
Ia menegaskan bahwa upaya pencegahan tidak bisa hanya dibebankan pada penegak hukum. Menurutnya, semua unsur masyarakat harus dilibatkan, termasuk sekolah dan pemerintah desa.
“Semua elemen harus bersinergi untuk mencegah masalah ini sejak dini. Bila perlu, Pemerintah Desa membuat Peraturan Desa (Perdes) agar anak-anak tidak berkeliaran di malam hari,” ujarnya.
Sherly juga menyoroti pentingnya edukasi berkelanjutan dari Dinas Sosial, meskipun anggaran yang tersedia terbatas.
“Keterbatasan anggaran jangan jadi alasan untuk berhenti mengedukasi masyarakat. Sekarang era digital, banyak cara bisa dilakukan, baik melalui media sosial, video edukatif, maupun kerja sama lintas sektor,” tambahnya.
Sebagai wakil perempuan di Parlemen Morotai, Sherly berharap ada peningkatan kesadaran kolektif dari seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi generasi muda.
“Kami berharap semua pihak meningkatkan komitmen dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat, terutama bagi generasi muda di Pulau Morotai,” ujarnya.
Sumber: RRI Ternate