Pemprov Malut Gerak Cepat, Jalan Longsor Halut Diperbaiki

HarianMalut, Tobelo – Pemerintah Provinsi Maluku Utara bergerak cepat merespons bencana longsor yang melanda tiga titik strategis di Kabupaten Halmahera Utara akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), langkah tanggap darurat telah dilakukan untuk memulihkan akses jalan yang sempat terputus.

Tiga titik longsor yang terdampak yakni:

  • Ruas Jalan Galela–Kedi, tepatnya di Desa Roko
  • Oprit Jembatan Pasawane, Desa Saluta, Kecamatan Galela Utara
  • Ruas Lapi–Darume, di Desa Posi-posi, Kecamatan Loloda Utara

Kepala BPBD Maluku Utara, Fehby Alting, menjelaskan bahwa penanganan dimulai sejak laporan awal diterima Gubernur Sherly Tjoanda Laos. Menyikapi hal itu, Gubernur langsung memerintahkan tim BPBD melakukan investigasi dan penanganan cepat.

“Tim kami telah turun lapangan pada 25-26 Mei untuk assessment awal. Hari ini, Sabtu 31 Mei, bertepatan dengan 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur, kami lakukan Mutual Check Awal (MC0) bersama tim teknis,” ujar Fehby.

Proses MC0 melibatkan unsur teknis dari Dinas PUPR, Inspektorat, BPBJ, dan pihak kontraktor. Meskipun harus menembus medan berat dan hujan deras, tim gabungan berhasil mencapai lokasi longsor.

  • Kerusakan dan Tindakan Penanganan Pemprov Malut
  1. Ruas Jalan Galela–Kedi, Desa Roko:
    Longsor disebabkan oleh luapan air sungai akibat hujan deras, yang menggerus badan jalan dan mengancam keselamatan warga yang melintasi jalan tersebut. Sebagai langkah darurat, alat berat pihak ketiga yang terdekat telah diturunkan untuk memperlebar jalan dan membuka kembali akses kendaraan serta distribusi logistik.
  2. Oprit Jembatan Pasawane, Desa Saluta: Luapan air sungai yang tak terkendali menghantam oprit jembatan, mengancam keberlangsungan infrastruktur vital antar-kecamatan Galela Utara–Loloda. Endapan lumpur tebal di dasar sungai memperparah risiko kerusakan permanen pada jembatan tersebut.
  3. Ruas Lapi–Darume, Desa Posi-posi: Longsor terjadi akibat sempitnya aliran sungai yang dikenal warga sebagai “air terjun” serta tekanan air yang tinggi di area berbatu dan berbukit. Ini merupakan kejadian kedua di lokasi yang sama, mengancam keselamatan pengendara dan menutup jalur logistik desa.

Fehby memastikan bahwa setelah proses MC0 rampung, pihak ketiga dapat langsung bekerja karena alat berat sudah berada di lokasi.

“Alat dan personel sudah siap. Kami pastikan pekerjaan bisa segera dimulai agar akses masyarakat kembali normal sesuai arahan Ibu Gubernur,” katanya.

Penanganan cepat ini lanjut Fehby, merupakan bagian dari komitmen Gubernur Sherly Laos dan Wakil Gubernur Sarbin Sehe untuk memastikan keselamatan warga dan keberlanjutan pelayanan publik, terutama di wilayah terdampak bencana.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, dan melaporkan segera jika terjadi potensi bencana baru. Koordinasi lintas OPD terus diperkuat agar seluruh penanganan dilakukan secara cepat, tepat, dan terukur,” ujar Fehby.

KBRN